Ancelotti: 'Saya tidak akan pernah melatih Barca'
"Tidak mungkin bagi saya untuk memimpin Barca, dan itu tidak akan berubah untuk Xavi atau orang lain. Saya beruntung memimpin Real - klub terbesar di dunia. Saya sangat menghormati Barca dan Xavi, tapi saya di sini, tempat yang sangat dicintai semua orang," kata Ancelotti pada 7 April, dalam jumpa pers jelang laga melawan Villarreal di La Liga.
Real mengalahkan Barca 4-0 di Camp Nou pada malam hari tanggal 5 April untuk melakukan comeback spektakuler di semifinal Piala Raja, setelah kalah 0-1 di leg pertama. Kemenangan itu mengakhiri tiga kekalahan beruntun Ancelotti di laga El Clasico dan membawa mereka ke final melawan Osasuna. "Musim ini penuh kegembiraan. Kami akan memainkan final keempat dan puas dengan itu," tambah pelatih asal Italia itu dengan gembira setelah mencapai final Piala Raja.
Di La Liga, Real tertinggal 12 poin dari Barca, sehingga sulit mempertahankan gelar juara. Namun, sejak kembali ke Stadion Berbabeu, Ancelotti telah membantu Real berdiri kokoh menghadapi krisis finansial dan membuktikan pamornya di kancah Eropa, yang tak bisa dilakukan Barca.
"Real ingin menyelesaikan musim dengan baik. Kami tidak diuntungkan di La Liga, di mana Barca bermain bagus. Tapi bukan berarti Real akan menyerah. Kami akan berjuang sampai akhir dan saya pikir Real masih memiliki peluang. ", tegas Ancelotti. Menurut panglima militer Italia itu, alasan Real tak bisa disepelekan di kancah La Liga adalah karena mereka perlu menjaga stabilitas skuat.
Ancelotti pun memberikan informasi soal masa depan Karim Benzema, Luka Modric, dan Toni Kroos - trio veteran yang ditawari kontrak baru oleh Real. "Saya sering mengatakan bahwa kita harus menilai pemain berdasarkan apa yang mereka lakukan, bukan usia. Energi muda itu penting, tetapi cara para veteran menangani permainan tidak ternilai harganya dan tidak dapat ditemukan di bursa transfer mana pun," jelasnya.