Menaklukkan 14 gunung tertinggi di dunia dalam waktu lebih dari 3 bulan
Pada tanggal 27 Juli, Harila dan pemandu Nepalnya berhasil menaklukkan Gunung K2 - tertinggi kedua di dunia dengan ketinggian 8.611 m - di pegunungan Karakoram di Pakistan. Ini adalah salah satu dari 14 gunung lebih dari 8.000 yang telah ditaklukkan Harila dalam lebih dari tiga bulan – sejauh ini yang tercepat di dunia.
Tashi Lakpa Sherpa, Managing Director Seven Summit Treks (SST), perusahaan penyedia jasa logistik untuk pendaki gunung di ibu kota Kathmandu (Nepal), membenarkan kabar tersebut. Beberapa pendaki K2 pada saat yang sama mengatakan kepada Reuters bahwa mereka bertemu Harila dalam perjalanan dan menggambarkan perjalanan itu sulit karena cuaca buruk dengan hujan salju lebat.
Harila mulai menaklukkan Gunung Shishapangma (8.027 m) di Tibet, Cina pada 26 April 2023, lalu mendaki Everest - tertinggi di dunia (8.848 m), Kangchenjunga (8.586 m), Lhotse (8.516 m), Makalu (8.485 m), Cho Oyu (8.201 m), Dhaulagiri (8.167 m), Manaslu (8.163 m) dan Annapurna (8.091 m). Dia kemudian pergi ke Pakistan untuk mendaki Nanga Parbat (8.126 m), Gasherbrum I (8.080 m), Gasherbrum II (8.034 m), Broad (8.051) dan terakhir K2. Total waktu adalah 92 hari.
Rekor lama milik Nirmal Purja dari Nepal ditetapkan pada 2019 dengan jangka waktu enam bulan dan satu minggu. Namun rekor Harila belum dikonfirmasi oleh Guinness Book of World.
Menaklukkan 14 puncak tertinggi di dunia dalam beberapa bulan merupakan prestasi menantang yang masih diusahakan oleh banyak pendaki setiap tahunnya. Hingga saat ini, 50 orang telah diidentifikasi berhasil menaklukkan 14 gunung tertinggi di dunia, menurut penulis sejarah Eberhard Jurgalski - peneliti Himalaya terkemuka dunia dan 14 puncak tertinggi dunia.
Yang pertama selesai adalah Reinhold Messner dari Italia dari tahun 1970 hingga 1986, saat dia berusia 42 tahun. Wanita pertama adalah Gerlinde Kaltenbrunner dari Jerman dari tahun 1998 hingga 2011. Prestasi ini dibantah oleh Oh Eun-sun, yang bekerja dari tahun 1997 hingga 2010, karena kecurigaan bahwa pendaki Korea tersebut belum menaklukkan puncak Kangchenjunga.
