Pelatih Belanda mengarahkan pemain ke cedera palsu di Piala Dunia
Pada menit ke-70, saat Belanda memimpin Portugal 1-0 di Forsyth Barr, pelatih Jonker berkali-kali meminta Danielle van de Donk untuk "duduk". Gelandang yang bermain untuk Lyon itu menjawab bahwa ia harus membiarkan kiper Daphne van Domselaar melakukannya, namun pada akhirnya ia tetap mendengarkan sang pelatih. Dia duduk di lapangan dan mengisyaratkan rasa sakit di betisnya. Insiden itu terekam oleh kamera dan mikrofon yang terpasang di halaman.
Pertandingan kemudian dihentikan untuk memungkinkan staf medis merawat Donk. Sementara itu, pelatih Jonker sempat mengarahkan taktik untuk pemain lain. Tindakan Pelatih Jonker dengan cepat menyebar dan mendapat banyak kritik di jejaring sosial dan pers asing.
Fox Sports menggambarkannya sebagai "penipuan yang tertangkap kamera". Sementara itu, surat kabar Inggris The Guardian berkomentar: "Yang perlu diubah Belanda adalah kurangnya kepercayaan diri, bukan masalah taktis apa pun."
"Tindakan Jonker tidak biasa dalam sepak bola profesional," kata surat kabar Australia's News. "Tapi sifat kurang ajar yang ditangkap langsung oleh penglihatan dan suara sangatlah unik."
Sebelum turnamen, Belanda juga terjerat informasi negatif seperti fakta bahwa klub tidak melepaskan pasukannya tepat waktu sehingga mempengaruhi rencana latihan. Saat bertandang ke Selandia Baru, tim mengkritisi buruknya kondisi lapangan negara tuan rumah, yang sering digunakan untuk olahraga nomor satu di sini, rugby.
Belanda menang 1-0 atas Portugal berkat satu-satunya gol bek Stefanie van der Gragt. Runner-up bertahan berada di urutan kedua Grup E dengan tiga poin, sama dengan AS tetapi kurang dari selisih gol. Namun, mengalahkan Portugal memberi Belanda peluang besar untuk lolos ke babak grup. Di laga kedua, Belanda bertemu AS, mengulang final Piala Dunia 2019. Mereka bertemu Vietnam di babak terakhir pada 1 Agustus.
"Kami tidak meremehkan Vietnam tetapi menghormati mereka," kata Jonker dalam konferensi pers usai kemenangan atas Portugal. "Kami juga tidak takut dengan AS, tetapi pertandingan melawan Portugal adalah yang paling penting dan apa yang terjadi terbukti menjadi lawan yang sulit untuk dimainkan."