Indonesia diimbau untuk tidak terlalu berpuas diri terhadap Vietnam
* Vietnam - Indonesia: 20.00 Sabtu, 26 Agustus, di MetaSports.
“Di final kali ini, mental pemain Indonesia akan diuji. Sebelumnya mereka mengalahkan Thailand, salah satu tim kuat di turnamen ini. Namun, para pemain harus segera melupakan harga diri. Puas, fokus, dan waspada saat menghadapi Vietnam. .Setelah final, belum terlambat bagi Indonesia untuk merayakannya,” kata Hendarwanto.
Indonesia tergolong calon juara Asia Tenggara U23 2023. Namun mereka bermain kurang meyakinkan di babak penyisihan grup ketika kalah 1-2 melawan Malaysia dan kesulitan memenangkan Timor Leste 1-0. Penampilan tersebut membuat guru dan pelatih Shin Tae-yong mendapat kritik.
Namun, tim Kepulauan Seribu sepertinya mengalami perubahan di babak semifinal. Tiga gol Jeam Kelly Sroyer, Muhammad Ferarri, dan gol bunuh diri Natcha Promsomboon membantu mereka secara tak terduga mengalahkan tuan rumah Thailand 3-1. Hasil ini memberi peluang bagi Indonesia untuk menjuarai dua turnamen U23 berturut-turut di wilayah tersebut, setelah menjuarai SEA Games tiga bulan lalu.
Menurut Hendarwanto, Indonesia kurang mempersiapkan diri dengan baik menghadapi turnamen Asia Tenggara U23 sehingga di dua laga awal tidak sesuai ekspektasi. Hal ini antara lain karena pelatih Shin tidak memiliki pemain terbaik karena pihak klub menolak melepas. Namun pelatih yang pernah memimpin klub PSIM Yogyakarta ini mengatakan, semakin dalam mereka bermain, mentalitas Indonesia akan semakin baik sehingga membantu mereka bermain lebih baik.
Meski mencetak tiga gol ke gawang Thailand, Hendarwanto mengatakan Indonesia perlu meningkatkan kemampuan finishing jika ingin mengatasi pertahanan Vietnam. Dia berkomentar: “Saya berharap pemain mana pun yang berada di peringkat tertinggi tahu cara mencetak gol sebanyak mungkin, lebih banyak daripada di semifinal ketika Indonesia memiliki banyak peluang bagus tetapi tidak bisa dikonversi menjadi gol.”
Hendarwanto lahir pada tahun 1977, berposisi sebagai bek saat bermain. Ia mulai berkiprah sebagai pelatih pada 2018, memimpin klub-klub dalam negeri, termasuk tiga kali memegang PSIM Yogyakarta. Pemimpin militer berusia 46 tahun itu kini sudah bebas setelah meninggalkan PSIM Yogyakarta pada akhir Maret 2023.