Pelatih Korea khawatir pemainnya bersikap arogan saat melawan Thailand
“Kami masih memiliki enam pertandingan lagi untuk dimenangkan,” kata Pelatih Hwang usai kemenangan besar di Grup E pada 19 September. “Kepercayaan diri itu perlu, tapi lupakan kemenangan atas Kuwait.”
Menurut pemimpin berusia 55 tahun itu, kemenangan besar jika tidak diterima dengan baik bisa menjadi racun. Ia mengingatkan para pemain untuk menghindari kesombongan dan fokus pada setiap pertandingan. “Kami harus berusaha sebaik mungkin untuk memenangkan pertandingan berikutnya melawan Thailand,” kata pelatih Hwang.
Usai laga pertama, Korea memimpin Grup E. Bahrain dan Thailand bermain imbang 1-1 sehingga menempati peringkat kedua. Besok, 21 September, Korea Selatan bisa segera mendapatkan tiket untuk melanjutkan jika mengalahkan Thailand.
Korea telah meraih medali emas Asiad dalam dua edisi terakhir dan mengincar treble. Tak hanya membawa kejayaan bagi negara, medali emas Asiad juga menjadi salah satu cara pemain dibebaskan dari wajib militer bagi pria Korea berusia 18 hingga 35 tahun. Masa wajib militer berlangsung dari 18 hingga 22 bulan, mempengaruhi karir atlet yang sudah pendek.
Gol tersebut sering kali membantu tim Olimpiade Korea memiliki kekuatan yang sangat kuat untuk berpartisipasi di Asiad, bersama dengan pemain-pemain berusia di atas yang berkualitas. Pada musim kandang 2014, Korea memanggil gelandang Park Joo-ho, yang bermain untuk klub Jerman Mainz 05. Pada tahun 2018, superstar Son Heung-min muncul di skuad Indonesia.
Pada Asiad 19 di Hangzhou, Tiongkok tahun ini, Korea memanggil gelandang berusia 26 tahun Paik Seung-ho. Bintang PSG Lee Kang-in juga akan hadir minggu ini dan diperkirakan akan bermain dari babak sistem gugur, bersama gelandang Jeong Woo-yeong dari klub Jerman Stuttgart dan Hong Hyun-seok dari klub Belgia Gent.
Melalui 18 Asian Games, Korea saat ini menjadi tim sepak bola putra tersukses dengan raihan lima medali emas pada tahun 1970, 1978, 1986, 2014, 2018. Selain itu, tim tersebut meraih tiga kali medali perak pada tahun 1954, 1958, 1962, menang perunggu tiga kali pada tahun 1990, 2002 dan 2010.