Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol hendak mengundurkan diri setelah mencium seorang pemain wanita
Para pemimpin regional Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) bertemu kemarin untuk membahas posisi Rubiales. Mereka sepakat Presiden berusia 46 tahun itu harus mundur.
Saat ini, dua kandidat potensial pengganti Rubiales adalah Presiden Federasi Sepak Bola Extremadura Pedro Rocha dan Presiden Federasi Sepak Bola Andalusia Pablo Lozano. Menurut Reuters, pemberitahuan pengunduran diri akan dilakukan oleh Rubiales pada 25 Agustus.
Rubiales berada di atas panggung pada upacara penghargaan FIFA setelah final Piala Dunia Wanita 2023 pada 20 Agustus bersama pejabat lainnya, termasuk Presiden FIFA Gianni Infantino, Ratu Letizia dari Spanyol, dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Usai penyerahan medali, Rubiales memeluknya, meletakkan tangan di atas kepala, dan mencium bibir Hermoso. Presiden RFEF kemudian menepuk punggung saat pemain ke-11 pergi.
Gambaran ini langsung menimbulkan protes besar tidak hanya di Spanyol tetapi dalam skala global. Banyak pemimpin setingkat menteri, perdana menteri suatu negara yang meminta agar Rubiales mundur, padahal ia dan pemain wanita ini disebut-sebut menjalin hubungan romantis.
RFEF mendapat tekanan yang lebih besar ketika FIFA mengumumkan pembukaan penyelidikan atas insiden tersebut. Pada 22 Agustus, Rubiales memposting video permintaan maaf. Ketua RFEF menilai momen spontan bersama Hermoso itu wajar saja, tidak ada niat buruk, namun tetap harus meminta maaf sebelum menuai kritik. Dia melihat ini sebagai pelajaran dan harus mengambil pelajaran darinya, lebih berhati-hati, terutama dalam selebrasi dan kerumitan serupa, sebagai pemimpin sepakbola Spanyol.
Rubiales bermain untuk sejumlah klub kelas bawah di Spanyol sebelum pensiun pada tahun 2009, di klub Skotlandia Hamilton Academical. Setahun kemudian, ia diangkat menjadi Presiden Asosiasi Pesepakbola Spanyol (AFE). Rubiales memegang posisi ini hingga ia terpilih sebagai Presiden RFEF pada tahun 2018.
Rubiales pernah berjanji untuk merestrukturisasi RFEF, membawa organisasi tersebut melewati masa transisi setelah pendahulunya Angel Maria Villar ditangkap karena korupsi. Namun, ia juga dituding mementingkan kepentingan pribadi saat menandatangani kontrak bernilai jutaan dolar untuk membawa Piala Super Spanyol ke Arab Saudi. September lalu, tim putri Spanyol sempat mengalami konflik internal. Sekelompok besar pemain memprotes dan menuntut RFEF memecat pelatih Jorge Vilda. Sebagai tanggapan, Rubiales mendukung Vilda, memberinya wewenang untuk menghilangkan 12 dari 15 pemain yang terlibat dalam pemberontakan.